Posted by : Unknown
Senin, 09 Maret 2015
Tag :// Informasi,
Tag :// Iptek
JAKARTA
– Membandingkan Android dan BlackBerry bagaikan langit dan bumi. Dengan
tidak bermaksud mengecilkan kemampuan teknologi BlackBerry, tapi kenyataannya
posisi kedua platform ini sangat jomplang di pasar. Namun di mata para analis,
posisi Google sebenarnya sedang dalam masalah. Kenapa?
Selama lima tahun terakhir Android seperti berjalan sendirian
tanpa ada pesaing yang mampu menggoyahkan hegemoninya. Keadaan sebaliknya
justru dialami BlackBerry. Sempat merasakan dipuncak kepopuleran, namun kondisi
perusahaan asal Kanada itu terus terpuruk selama beberapa tahun terakhir.
Kondisi kurang mengenakan karena semakin terpuruk di pasar
global, membuat BlackBerry sering di ‘bully’ oleh para analis. Melorotnya nilai
saham, penjualan handset yang semakin sedikit, hingga turunnya jumlah pelanggan
BIS, membuat BlackBerry semakin menjadi bulan-bulanan kritik para analis.
Namun sejak kehadiran John Chen yang ditunjuk sebagai nakhoda
baru perusahaan. Pelan tapi pasti kondisi BlackBerry mulai membaik. Imbasnya,
kritikan kepada mereka pun mulai berkurang.
Kini kondisi angin sepertinya mulai berbalik arah. Android yang
dulunya nyaris tanpa kritik, kini mulai merasakan pedasnya kritikan para
analis. Salah satu analis teknologi dari Global Equities Research, Trip
Chowdhry, belum lama ini melontarkan kritikannya dengan mengatakan dia mulai
khawatir terhadap Android.
“Meskipun mereka masih menguasai pasar, tetapi saat ini Android
sebenarnya sedang ada dalam masalah,” ujar Chowdhry, seperti dikutip telsetNews dari Benzinga, Minggu (8/3/2015).
Pernyataan Chowdhry itu diungkapkan saat dia menghadiri
acara peluncuran handset baru BlackBerry Leap dan BlackBerry Slider di
perhelatan pameran teknologi Mobile World Congress 2015 di Barcelona pekan ini.
“Android adalah seperti pusar (di perut), setiap orang memiliki
satu, apakah Anda kaya, miskin, atau apa pun itu,” ujar Chowdhry bercanda.
“Segmen tertentu dari masyarakat, memiliki harapan untuk dibedakan. Android
tidak lagi bisa memberikan harapan itu lagi,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini konsumen sudah mulai “kelelahan” dengan
serbuan berbagai perangkat Android. Chowdhry percaya bahwa BlackBerry bisa
mengambil keuntungan dengan memanfaatkan “kejenuhan konsumen” terhadap Android.
“Presiden Obama menggunakan BlackBerry,” kata Chowdhry. “Kenapa?
Ketika Anda berpikir tentang tingkat keamanan tinggi yang dibutuhkan seorang
presiden, maka Anda tidak bisa hanya memberikan smartphone dengan fitur
keamanan yang minim,” tandasnya.
Chowdhry kembali menegaskan bahwa untuk menjalankan bisnis
dengan baik, Anda membutuhkan kondisi yang ‘sangat aman’. Chowdhry melihat
BlackBerry masih memiliki ceruk pasar yang besar, tetapi membutuhkan strategi
yang tepat untuk bisa mendapatkannya kembali.
Chowdhry mengatakan bahwa keamanan di sistem operasi Android
tidak akan mampu mencapai level yang telah dicapai BlackBerry, yaitu menjadi
perangkat komunikasi utama bagi banyak pemerintahan di hampir seluruh dunia.
“Untuk mencapai tingkat keamanan, siapa yang akan Anda percaya,
BlackBerry atau Google?” tanya Chowdhry. Google telah terang-terangan menggunakan
data pribadi Anda. Alasan mengapa Google gagal hari ini bukan karena teknologi,
itu karena perilaku mereka,” ketusnya.
“Ketika bicara soal keamanan, Android bukanlah pemain utama.
Mereka tidak akan mendapatkan satupun pelanggan karena mereka tidak memiliki
privasi keamanan yang bisa dipercaya. BlackBerry sudah berada di jalan yang
benar, karena mereka tidak akan menjadi pemain pusar,” pungkas Chowdhry.
Menurutnya, BlackBerry memiliki pengalaman dan keahlian dalam
hal keamanan di layanan wireless mobile yang tidak bisa dilakukan pihak lain.
“Bahkan Apple pun belum mampu membuat iPhone aman,” ujar Chowdhry menyimpulkan.
Src: >>Here<<